Semua Berawal Dari Mimpi


 “Apabila kamu punya mimpi, taruh dia 5 cm di depan kening kamu,jadi nggak pernah lepas dari mata kamu. Dan sehabis itu yang kita perlu cuma kaki yang berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang alam berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dan leher yang akan lebih sering melihat keatas.Juga lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja dan hati yang akan bekerjalebih keras, serta mulut yang akan selalu berdoa.” (5 cm by Donny Dirgantoro)

 Quote inilah yang menjadi salah satu penyemangatku sampai detik ini. Sebuah quote yang aku temukan di sebuah buku di tahun 2008. Tahun dimana aku hampir menyerah untuk melepaskan impianku sekolah ke luar negeri dengan beasiswa.

 Melihat kembali kenangan 5 tahun kebelakang, mungkin pada saat itu aku tidak bakal menyangka bahwa mimpiku itu kini terwujud semua. Mendapatkan kesempatan memperoleh beasiswa untuk sekolah di eropa, bermain ski dan melihat salju. Impian yang selalu membayangi diriku sejak awal aku kuliah di tahun 1999.

 Entah dari mana dulunya aku mempunyai impian untuk sekolah ke eropa, secara orang tuaku hanya pegawai negeri di sebuah departemen yang gajinya pun tidak cukup untuk membiayai ketiga anaknya sekolah. Namun keinginan orang tuaku yang ingin melihat anaknya mempunyai kehidupan yang lebih baik dari mereka, hingga mereka merelakan harta yang mereka miliki untuk membiayai kami bertiga kuliah sampai sarjana. Dan pada saat itu, mereka tidak pernah terpikirkan bahwa dua dari tiga anaknya berhasil meraih beasiswa sekolah s2 di luar negeri.

 Mengerti bahwa orang tuaku tidak sanggup membiayai aku sekolah lagi setelah S1, sedangkan aku ingin sekali sekolah ke luar negeri untuk melihat salju dan bermain ski, itulah alasan yang mendasari aku mencari informasi bagaimana cara mendapatkan beasiswa sehingga aku bisa bersekolah tanpa membebani orangtuaku. Berkali-kali mencari informasi mengenai beasiswa saat masih duduk di bangku kuliah, bergabung di milis para pencari beasiswa, berjam-jam duduk di warnet hanya sekedar ingin tahu bagaimana cara mendapatkan beasiswa itu hingga berkata pada diri sendiri kalau aku harus ke eropa untuk melihat salju dan bermain ski.

Tahun berganti tahun, tak terasa aku lulus dari bangku sarjana. Melewati perjalanan panjang untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Tak pernah sedikitpun terpikir olehku bahwa aku akan kerja di sebuah lembaga penelitian milik pemerintah. Kenal dengan kantor ini pun saat kakakku memberikan brosur bahwa ada penerimaan pegawai baru di lembaga penelitian tsb. Dan kakakku pun menyaranku untuk mendaftarnya. Sedikit malas-malasan aku mendaftar namun saat kakakku mengatakan bahwa jika diterima di lembaga tersebut, aku bakalan bisa sekolah di luar negeri. Aku bersemangat untuk mendaftarnya.

Untuk diterima di lembaga tersebutpun, aku melewati kejadian yang sangat panjang dan melelahkan. Diawali dengan sebuah sms di HP ku yang mengatakan bahwa aku diminta untuk mengambil nomor ujian di Jakarta. Awalnya aku pikir itu adalah penipuan, hingga aku cerita sama kakakku soal sms tsb. Secara kakakku dan beberapa teman-temannya juga mendaftar namun tak satupun dari mereka yang menerima sms seperti yang aku terima. Untuk mengechek kebenaran sms tersebut kakakku membuka di situs lembaga tersebut, dan ternyata ada namaku. Sedangkan nama kakakku dan beberapa temannya tidak ada satupun yang lolos kepanggil ujian tulis.

Rasa bahagia itu pun terpancar di mataku, jalan untuk bisa sekolah ke luar negeri sedikit terbuka.  Namun kebahagian itu hanya sebentar, karena aku tidak mendapatkan tiket kereta, bus ataupun pesawat yang akan membawaku ke Jakarta untuk mengambil kartu ujian dan melakukan ujian tertulis di Jakarta. Maklum saat itu adalah pas puncak-puncaknya arus balik lebaran 2004. Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya terpaksa aku akan diantarkan omku untuk pergi ke Bandung naik motor dan lanjut ke Jakarta naik bus ataupun kereta yang setiap jam pasti ada. Ada rasa ketakutan dan was-was dalam hati orang tuaku, secara jarak Jogja-Bandung sangat jauh jika harus ditempuh dengan motor. Menjelang magrib, kakakku telphon kalau aku tidak perlu naik motor untuk menjemput rejeki di Jakarta. Ada seorang teman yang kebetulan akan berangkat ke Jakarta membawa mobil sehingga aku bisa numpang dengannya dan juga kebetulan teman kakakku itu juga dipanggil untuk mengikuti ujian tertulis di lembaga tersebut. Tidak hanya sampai disitu saja, aku harus berkali-kali bolak-balik Jogja-Jakarta untuk akhirnya bisa diterima di lembaga tersebut dan bekerja sebagai peneliti. Sebuah pekerjaan yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.

Sejak bekerja di lembaga ini dan berteman dengan orang-orang dari segala penjuru kota. Aku menemukan lagi semangat untuk sekolah ke luar negeri. Walaupun sempat selama 1,5 tahun pikiranku berubah, tidak mau sekolah lagi. Entah apa yang mendasari hal tersebut. Entah kenapa juga aku menghancurkan sendiri mimpi-mimpiku dan membuangnya jauh-jauh dari pikiranku.

Namun di pertengahan tahun 2006, semangat untuk sekolah kembali hadir dalam hidupku. Berjuang dengan sisa-sisa tenaga dan memulainya dari awal adalah sesuatu yang sangat sulit buatku. Alhamdulilah bersama sahabat-sahabatku, aku bisa bangkit dan kembali berjalan menatap masa depanku. Memulai kursus bahasa Inggris, tes TOEFL dan IELTS, membaca buku-buku yang mengambil settingan di eropa, menggumpulin formulir beasiswa dari berbagai negara, mengisi formulir tersebut, membaca syarat-syarat beasiswa dan berusaha memenuhinya, mencari website universitas, mencari alamat email professor, menghubungi dosen pembimbing S1 untuk dimintai surat rekomendasi, mentranslate ijazah dan transkrip S1, dll. Semua aku lakukan demi sebuah mimpi sekolah di luar negeri dengan beasiswa.

Dengan semua usahaku tersebut, aku sudah menghabiskan banyak sekali tabunganku. Demi sebuah mimpi aku rela membayar beratus-ratus ribu demi mengirimkan dokumen aplikasi ke luar negeri dan tes TOEFL. Mungkin orang yang melihat berpkir bahwa aku sudah gila. Demi sesuatu yang belum pasti aku telah rela menghambur-hamburkan uangku. Bukan hanya uang yang telah aku korbankan, namun juga waktu main dan waktu tidur yang sudah berkurang banyak sekali.

Semua orang pasti berharap bahwa pengorbanan yang dia lakukan ingin ada hasil yang sesuai dengan keinginan. Sama seperti yang aku inginkan. Namun sayang, aku harus berkali-kali gagal. Sekali gagal mendapatkan beasiswa ADS, sekali gagal mendapat beasiswa BGF, sekali gagal daftar di TU DELF, berkali-kali di tolak sama beberapa professor di tahun yang sama. Rasanya ingin mengakhiri saja perjalanan ini dan menggubur keinginan untuk sekolah lagi. Mungkin aku tidak pantas sekolah lagi pikirku saat itu.

Saat hati mulai gundah dan putus asa, aku menemukan buku 5 CM karya Donny Dirgantara tersebut. Di buku tersebut aku menemukan quote yang sudah aku tulis di awal cerita ini. Quote yang mampu mengembalikan semangatku untuk kembali bermimpi. Mencoba menerapkan apa yang tertulis dalam quote tersebut. Perlahan-lahan aku bangkit lagi dan menuliskan mimpiku kembali serta aku letakkan di 5 cm di depan keningku. Selain itu aku tulis di setiap sudut dinding kamarku bahwa aku akan ke eropa, melihat salju dan bermain ski.

Perlahan-lahan aku berjuang lagi, mendaftar beasiswa, mengirimkan applikasinya, mencari professor, meminta bantuan teman-teman yang sudah mendapatkan beasiswa, minta doa restu orang tua dan tentu saja berdoa.

Akhirnya setelah melewati berbagai kegagalan, di tahun 2009 di hari Sabtu di bulan Juli tepatnya tanggal 4 Juli, seorang teman memberitahukan bahwa aku mendapat beasiswa ke Perancis. Speechless aku membacanya, tanpa banyak komentar aku menarik tangan temanku Luna Ngeljaratan untuk menyakinkanku apakah benar berita yang tertulis di website kedutaan Perancis tersebut. Karena aku sendiri masih tidak percaya. Setelah diyakinkan bahwa itu benar-benar namaku, barulah aku bisa tahu bahagia itu seperti apa. Yang bisa aku lakukan hanya memeluk temanku dan menanggis. Tanggis bahagia atas semua pengorbanan yang sudah aku lakukan selama ini. SMS, telphon dan email segera kulakukan untuk memberitahukan berita bahagia ini kepada orang tuaku di Jogja, mas Joko Purnomo di Malang, mbak Fitria di Riau, mas Nur Uddin di Norwegia, teteh Riksfardini Ermawar di Adelaide, mas Adrian Indra Kurniawan di Jerman, om Riza Arief Putranto di Perancis, Uni Deni Zulfiana di Bogor. Merekalah yang telah membantuku meraih mimpiku. Merekalah yang yakin aku bisa ke eropa. Merekalah yang ada disisiku setiap aku jatuh dan bersedia mengangkatku untuk kembali berjalan lagi.

Kini aku  telah di benua yang aku inginkan, di eropa, tepatnya di Grenoble Perancis. Di bulan November 2010, untuk pertama kalinya aku melihat, menyentuh dan bermain-main dengan salju. February 2011, adalah pertama kalinya aku bermain ski. Terimakasih Allah, Engkau telah mewujudkan mimpi-mimpi indahku ini.

So bermimpilah, suatu saat nanti Allah akan mewujudkan mimpimu..

Grenoble, 29 May 2011

32 thoughts on “Semua Berawal Dari Mimpi

  1. Woww.. Setelah membaca postingan mbak Threeas, aku baru sadar bahwa ternyata bukan Aku saja yang GILA.”baca paragraf ke-10″

    Aku jg melakukan hal yang sama selama masih berkerja di jkt kemarin, aku banyak menghamburkan uangku hanya untuk test TOEFL, belajar bahasa Jerman di goethe-institut,kirim dokumen untuk beasiswa erasmus mundus ke swedia dan jerman, bolak-balik Jakarta-Surabaya hanya untuk mendapatkan surat rekomendasi dari dosen pembimbing “kadang setelah sampai di surabaya malah tidak ketemu sama dosen pembimbingku :(“. semua itu hanya aku lakukan untuk mendapatkan kesempatan untuk belajar ke eropa. Sayangnya aku masih banyak mendapatkan email dengan kata-kata “GAGAL” 😦

    Tapi setelah membaca-baca blog mbak Threeas kayaknya nilai ke gagalanku mendapatkan beasiswa masih belum apa-apa. secara ini baru tahun pertama aku mencari beasiswa setelah lulus kuliah tahun 2009.

    Sekali lagi Selamat buat mbak Threeas sudah bisa meraih mimpi belajar ke Eropa, bermain salju dan bermain ski, semoga Aku nanti bisa mengikuti jejak sukses mbak Threeas.

    Salam Kenal..

    NB:
    Maaf mbak sedikit curhat..:D

    1. Hallo Hendi

      Salam kenal ya…

      Memang harus jadi GILA dulu baru bisa berhasil… Ga ding becanda hehehe.. Lakukan yang terbaik dan berusahalah..InsyaAllah, Allah akan mewujudkannya suatu hari nanti..Pokoknya indah pada waktunya deh

      Yup, tentu saja kamu bisa mengikuti jejakku suatu hari nanti.Tetap semangat dan jangan putus asa ya..

      Gpp, blog ini memang dikhususkan buat curhat ko hehehe..

      Good luck ya..See you in Europe

  2. Waaahhh….aku merasakan hal yang sama. Keinginan untuk menjelajah dunia sudah sangat menggebu, tapi aku baru sampai di garis awalnya mbak. Terima kasih sudah berbagi mimpi…tidak ada yang mustahil kalau memang benar-benar diusahakan sambil berdoa yaa 😀

    Salam kenal,
    Elga

    1. Hallo Elga

      Salam kenal juga… Yup, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini… Good luck ya, semoga mimpi indahmu cepat terwujud..

  3. salam kenal mbak…
    abis baca tulisan mbak diatas rasanya saya spt dapet secercah harapan walopun mgkn msh jauh. bahkan saya sampe berkaca-kaca krn ternyata org lain pun berusaha begitu kuat and pantang menyerah utk mendapat impiannya. sementara saya mgkn usahanya belum maksimal.
    makasih ya mbak udah membuka kembali asa yg pernah saya miliki. semoga dengan semangat pantang menyerah kita bisa menggapai semua mimpi-mimpi kita, amin..

    1. @ Wahyu

      Salam kenal ya…. semoga segera bisa menggapai mimpimu ya..aku hanya beruntung mendapatkan kesempatan ini ko. Hanya doa dari teman2ku dan orang tuakulah yang mampu mengubah takdir dan yang membawaku sampai detik ini. Jika tidak, mungkin aku tidak berada di sini..

  4. You totally deserved it darling 😉
    Thank you for beautiful writing, keep going!
    *two tumbs up and big hugs* 🙂

    *teteh*

  5. tetehhhhhhhhhhh,…

    thanks to your big hugs.. I get the unforgetable moment in europe because of you. With your help, I can go to France, see snow and play ski.. that ways, i always send you a postcard where I go. I hope what I see, you can see it too even you see it by a postcard

  6. Amazing!!
    hnya kata itu yg dapat kukatakan setelah membedah isi blog mbak Trias ( maaf iia Mbak…hhe..hhe.)

    Oh y,,ampe lupa ngenalin diri… Aq Ramdani Mbak,,mahasiswa tingkat akhir di IT Telkom Bandung.. Saat ini masih bingung bgt gmn cara nge-apply pendaftaran maupun beasiswa ke luar negeri..

    Aq bermimpi selepas wisuda bs langsung melanjutkan S2 ke Perancis Mbak..
    Mohon nasihat n petunjuk dr mbak,,hal-hal apa saja yang harus aq lakukan,,step by step, untuk nge-apply aplikasi S2 ke univ di Perancis…

    Ditunggu iia Mbak,,, Maaf kalo ngerepotin.. hhe..hhe..
    Makasi Mbak Trias..
    ^_^

  7. subchanaallah…
    Selamat mbak,semoga berkah,penuh manfaat dan sllu dlm ridho dan pertlgn Allah,amiin ya Allah..
    Ya Allah,sungguh saya bersyukur bs bc pengalaman mbak yg sgt inspiratif ini.
    Sy jg py byk mimpi mbak,1 diantrnya jg study di luarnegri.
    Barokaallah mbak treas…

  8. Salam kenal Mbak Trias, saya Angel..
    Mengingat Mbak udah punya pengalaman kerja, mungkin gak ya Mbak kalau fresh graduate bisa diterima juga untuk program masternya?
    Trus kalau boleh tahu, Mbak kuliah di mana dan ambil jurusan apa?

    Sukses ya Mbak! 🙂

  9. so sweet banget sih mbak……
    salam kenal aku happy, aku taruna DII PKB Bali…..
    sebenernya aku juga pingiiiiiiiiiin banget mbak, tapi ………..
    mungkin masih jauh ya mbak, aku belum ngerti apa, dan aku juga kul di bidang yang khusus, kira2 ada ga ya mbak yang cocok wat aku,
    hhhhuuuuufffffttttt………………

  10. hi kk Trias ,,,,
    aku cia ,,,
    aku punya keinginan buat lanjutin s2 aku di Perancis ,,, kk bisa tolong bantu aku cari info tentang beasiswa yang ada Perancis ???

    oea ,, baca blog kk tambah buat aku semangat buat lanjutin kuliah aku di Perancis ,,, tolong bantuin aku ya kk ,,,
    terima kasih sebelumnya ,, 🙂

  11. hi kk tria…..
    aku juga pengen gila nanti seperti kk , aku juga pengen lanjutin s2 aku di perancis…. kk boleh bantu aku cri info tentang beasiswa ke prancis yg lebih akurat??

    ohh.. iy, aku sempat baca2, tentang beasiswa dari pemerintah perancis, di situ mencantumkan pengalaman atau perusahan kita bekerja…
    trus gmna kalau dgn kita yang belum pengalaman? apakah bisa ? kebetulan aku mahasiswa semester 6 yg gk lama udh selesai… pengenya langsung tes beasiswa….
    ka apakah ada cara2 lain….?
    aku pengen seperti kk trias… boleh kan kk minta infonya. ^_^
    terimah kasih sebelumya

  12. heay mas.
    slam kenal dr q laila.q siswi SMA. sekarang laila kls XII. yg bisa d bilang punya mimpi yang tinggi bahkan lebih gila dr mas. q dr kalangan kluarga biasa saja,tpi mimpi q di luar kemampuan klurga q .q laila pingin bisa seperti mas . q berharap Allah mendengar do’a dan mimpiq,dan ada orang yang bisa membantuku untuk mewujudkan mimpi q,tpi ini hanyalah sebuah realita yang suliut q capai,apajkah q bisa. q pingin bisa kuliah di luar negri .-:)

  13. ɑ̤̥̈̊ķʊ bener bener hampir udah nyerah .. Karna kondisi keuangan ku. Skrg .. Di tambah ɑ̤̥̈̊ķʊ frustasi .. Skrg mati matian ɑ̤̥̈̊ķʊ kerja , di tambah kerja sampingan untuk hidup dsna .. Menurumt mbk bgamana yaa baik ήƔa ?? Tolong ksh link ήƔa yg dlu mbk pernah ikut tes untuk beasiswa sekolah di perancis .. Mksh kirim lewat email intand_alunnd@yahoo.com atau di pin ku 28366DE4 .. Mksh atas kerja sma ήƔa ..

  14. salam kenal mbak…terharu banget baca blognya. mbak aku masih memegang erat mimpiku tapi masih gagal…sekarang aku juga dah punya anak maka semakin terasa bahwa mimpiku gk bisa tercapai…..

  15. HAllo mbk threeas,..
    aku Naila,.. amazing mbk,.. mmng bnar kegagalan mrpkn awal mnuju ksucsesan,. (jgn tkut kgagalan)
    blog ini meinspirasi aku,.. bwt mnggapai impian,..dan brmnfaat bngt,..
    klau d bri ksmptan brtnya”,.. aku ingn brtnya k mbk threeas untk mndptkn beasiswa k prancis,..
    ,.. Greetings

  16. Hallo mba threeas,,,inspiring bnget mbak, membaca blog mba membuat saya semakin semangt untuk mngejar impian saya…:)

Leave a reply to hendrakrc Cancel reply