Jadilah Raja Meski Tanpa Mahkota

Sore tadi, kembali kutemukan sebuah email yang sangat menyentuhku. Yang mampu membuatku untuk kembali bangkit dari sebuah kegagalan. Kegagalan mengerjakan sebuah ujian tadi pagi. Ujian yang sempat membuat kepalaku pening bukan main. Ujian kali ini sangat-sangatlah susah. Susah karena aku harus membedah dua buah paper. Dimana tidak hanya konsep-konsep yang harus aku pahami, namun juga sebuah penalaran dimana konsep-konsep matematika itu harus diterapkan dalam bidang teknik sipil. Membaca grafik dan persamaan-persamaan matematika kemudian menjelaskannya dengan kata-kata. Dua bagian ujian itu tidak semuanya bisa aku kerjakan, hanya setengah atau sepertiganya saja. Entahlah bagaimana nanti hasilnya, aku tidak tahu. Toh aku sudah belajar semampuku dan menjawabnya dengan semampu otakku.

Seperti biasa, saat aku galau dan kacau pikiran, dua orang sahabatku menjadi tempat aku menumpahkan omel-omelanku. Terkadang yang ada malah cela-celaan. Buatku hal ini membuatku sedikit bisa tersenyum, namun entah di pihak mereka. Tapi aku yakin, mereka tahu ko. Kalau aku udah mulai sedikit stress yang keluar pasti cela-celaan dan ejek-ejekan hehehe.. Jadi ya ga mungkin mereka akan marah-marah. Bukan begitu teman hehehe..

Namun bukan itu yang ingin aku ceritakan disini. Aku hanya ingin cerita tentang seseorang atlet marathon dari Tanzania yang telah menjadi inspirasi banyak orang terutama aku.

Pernahkah kalian mendengar nama John Stephen Akhwari? Aku baru mendengar nama itu tadi, saat temanku mengirimkan sebuah email mengenai John Stephen Akwari, king without crown.  Di email tersebut temanku menceritakan tentang John Stephen Akhwari, yang dilahirkan di Mbulu Tanganyika, Tanzania pada tahun 1938. Ia  adalah seorang atlet lari di cabang marathon.

Pada tahun 1968, ia mengikuti olimpiade musim panas di Mexico City. Ketika mencapai kilometer 19, ia terjatuh karena tubrukan. Akibatnya dia mengalami luka menganga di lutut kanannya dan mengalami masalah di sendinya. Dalam kondisi seperti itu, dia tidak memutuskan untuk berhenti berlari. Namun dia  tetap memutuskan untuk terus berlari melanjutkan perlombaan walaupun beliau harus mengatasi rasa nyeri di lututnya dan demam yang mulai menyerang badannya akibat luka tersebut.

Dengan berbalut perban di kakinya, dia terus dan terus berlari sampai akhirnya tiba di garis finish. Dia adalah orang terakhir dari 57 peserta lomba yang berhasil menyelesaikan perlombaan, padahal perlombaan tersebut diikuti 74 orang. Jadi sisanya memutuskan berhenti di tengah jalan. Tahukah kalian, ia sampai di garis finish satu jam setelah pemenang lomba diumumkan dan stadion tersebut sudah hampir kosong.

Seorang wartawan menanyakan kenapa dia terus berlari dalam kondisi seperti itu? Dia hanya menjawab “My country did not send me 5,000 miles to start the race. They sent me 5,000 miles to finish it”. Sebuah dedikasi yang sangat-sangat tinggi ia berikan buat negerinya. Negeri yang miskin, tidak mungkin mengirimnya untuk sekedar mengikuti lomba. Ribuan dollar uang rakyat harus disisihkan agar seorang atlet dapat berangkat mengikuti olimpiade. Dan ia tidak ingin membuat negara dan rakyatnya kecewa.

Sebuah pesan yang dapat kita ambil dari cerita tersebut adalah “mungkin kita gagal untuk membuat bangga orang-orang yang mencintai dan mendukung kita, tetapi tetap lakukan yang terbaik agar kita tidak membuat malu orang-orang yang mencintai dan mendukung kita”. Ibaratnya jadilah Raja meski tanpa mahkota, dan jadilah pahlawan meski tanpa tanda jasa.

 

Grenoble, 18 January 2011

 

4 thoughts on “Jadilah Raja Meski Tanpa Mahkota

  1. Tetap semangat Dik.. Adik tidak pernah mengecewakan kami, adik selalu membuat kami bangga bisa berada di sisi adik, menemani perjalanan adik.

    Pesan dari cerita ini buat adik adalah jangan menyerah karena pernah di rendahkan dan tidak dianggap. Teruslah berjuang, yakinlah adik lebih baik dari mereka. Teruslah belajar dik, hidup ini penuh dengan perjuangan. Anggap ini sebagai tempaan menuju ke sebuah jenjang yang lebih baik. Bertarunglah dengan indah melawan bangsa Arya yang terkenal sombong ini.

    I believe you can do it my sister..

Leave a comment